Penggalan Kisah


Tertipu Sunda-Sundaan
August 6, 2008, 7:50 am
Filed under: Uncategorized

Hari ini lagi baca blog nya orang bareng ma temen ku yang paling gendut

Blog yang aku baca ni emang lucu-lucu

Tapi sayangnya….ada kosakata yang tidak kumengerti

Kenapa? Karena isinya bahasanya sunda beberapa…..

Pas lagi bahasa sundanya…. kan aku tak ngerti tuh…. tapi temen disamping saya alisa dindin gendut sotoy banget(dibilang sotoy karena dia dari jakarta,bukan dari sunda) nejermahin tu kalimat bahasa sunda ke bahasa indonesia… eh pas dikonfirm ke Badra(orang bandung aseli), ternyata bener terjemahannya din2..

Pas nanya kenapa si dindin tau dan bener jawabannya…eh ternyata tulisan di blog itu…. ada terjemahan di bawahnya……yang belm saya liat…

Sial….



Perjalanan Blora-Bandung—Becak….. Maafkan Aku….
August 6, 2008, 6:46 am
Filed under: Uncategorized

Ini sebuah kisah yang ga akan pernah bisa aku lupakan

suatu hari aku pulang sendiri dari blora ke bandung, kalo ga salah pas udah beres liburan semester. Seperti biasa, aku berangkat hanya sendiri dengan menumpang(eh bayar ding) sebuah bis bermerk Pahala Kencana….. Aku memang selalu sendiri kalo pergi dari blora ke bandung karena memang anak blora yang kuliah di bandung tu emang dikit. Seperti biasa bis-ku berangkat dari blora sekitar pukul 16.00 WIB dari sebuah agen di jalan (aduh ak lupa namanya). Kebanyakan penumpang bis adalah orang-orang dari kawasan Bojonegoro(sebuah kota di sebelah timur Blora dan udah menjadi bagian dari Prov Jawa Timur). Perjalanan ini sangat membuatku ga merasa nyaman walopun udah ngerasain berkali-kali. Ketidaknyamanan itu muncul ketika aku harus meminta doa restu orang tua dan orang-orang yang aku cintai untuk meniggalkan mereka dan jah dari mereka. Yah, ayah, ibu dan kedua adikku tercinta hanya bisa mengantar kepergianku dari rumah. Selalu tidak lupa aku mencium kening ibunda tercinta….. Ini yang kulakukan untuk sedkit mengurangi rasa ketidaknyamanan ini. Yah semuanya harus diselingi dengan semangat agar di Bandung nanti aku bisa mengejar cita-cita ku. Salah satunya membahagiakan mereka(orang-orang yang aku cintai).

Beberapa jam perjalanan, telah terlewati dan aku biasa tertidur dalam keheningan hingga akhirnya keramaian kota Semarang yang mampu membangunkanku dari tidur. Yah, bis ini sudah sampai di ibukota jawa tengah yang terkenal dengan lumpia dan wingko babad nya. Bis akan selalu berhenti di agen Semarang untuk menjem[ut penumpang ato hanya sekedar melapor ke kantornya tentang jumlah penumpang. Saat2 istirahat ini aku gunakan untk keluar sejenak dari bis dan aku bisa mendapatkan udara segar. Biasanya aku pun membeli 2 buah lumpia(agak mahal) untuk mengisi perut kosongku…karena makan malam masih agak lama….. Beberapa saat kemudian bis pun berangkat dan televisi dalam bus mulai dinyalakan…biasanya program bajaj bajuri yang bisa dinikmati oleh para penumpang.

Sekitar 1 jam kemudian bis berhenti di sebuah tempat yang ramai kawasan Kendal(gringsing) dan disinilah semua penumpang turun untuk makan dan istirahat solat. Aku terbiasa untuk solat terlebih dahulu di sebuah msola kecil di pojok kawasan itu. Aku memilih untuk solat dulu karena perut masih terisi dan aku selalu kehilangan selera makan kalo emang lagi pergi2 apalagi jaraknya jauh. Blora ke andung hampir 700Km dan kulalui dalam waktu 1 malam(12 jam). Setelah solat magribh dan isya yang diringkas dan di jama. Aku bergegas menuju tempat makan yang berada di sekitar parkir Bis. Seorang dengan seragam iru mulai mengecek tiket ku dan mempersilakan masuk. Seperti yang kuduga, makanan yang ada tidak membuatku merasa lapar. Aku hanya mengambil sedikit nasi dan ayam goreng. Yang penting ada teh hangat yang bisa menyegarkan mataku. Makan hanya dalam waj\ktu beberapa saat saja …. Selesai makan alu selalu menyempatakan ke toilet agar setelah ini bisa tidur dengan nyaman di dalam bis tanpa gangguan “kebelet”. Setelah itu bis berangkat dan kita langsung memasuki kawasan alas Roban yang terkenal itu…

Aku mencoba memejamkan mata dan berharap bangun saat bis sudah tiba di bandung. Biasanya aku tidak bisa tidur terlelap di dalam bis. Pasti akan terbangun disaat saat tertentu, saat bis sampai di kota yang agak terang atau saat sampai di jalan yang agak ga enak.

Begitu sampai di jatinangor, aku biasanya sudah terbangun. Bis melewati jalanan di depan sebuah kampus megah STPDN(IPDN) yang terkenal itu. Kalao udah nyampe sini, aku udah ga nau tidur lagi soalnya harus siap-siap mau turun. Cileunyi, cibiru dan cicaheum pasti cuma aku lewati karena aku lebih suka turun di agen di jalan Riau(matadinata). Pagi itu, seperti biasanya, aku turun di agen Riau dan waktu masih menunjukkan pukul 4.00. Kali ini bis ga terlambat nyampe. Begitu turun aku selalu ditawarin bapak bapak sopir taksi buat nganter ke kaosan. Tapi pagi itu ga tau kenapa aku menolak semua tawaran mereka. Da keluar dari kerumunan sopir taksi. Di belakang mereka berdiri seorang tukang becak yang mencoba menyapa saya. Dia begitu ingin mengantarkan saya sampai ke kosan. TApi saya berfikir apakah tidak terlalu jauh mengantar pake becak dari Riau 146 (daerah di deket taman pramuka(deket sate anggrek) deket suis butcher) menuju Pelesiran(kosan pas tingkat 1).

Tapi karena beliau bersikeras dan saya merasa kasian ke tukang becak itu(kagum lah-disaat tkang becak lain masih tidur dia sudah mulai bekerja di hari yang sangat dini). dengan ongkos perjanjian hanya 10.000 rupiah beliau sangat semangat mengantar saya sampai ke kosan. ditengah perjalanan kita sedkit memecah keheningan pagi dengan saling bertanya…..

Satu hal yang membuat saya heran adalah saat becak kita sampai di lorong pelesiran di depan PDAM. Teman-teman pasti tahu kalau lorong itu memiliki turunan yang sangat curam. Saya pun bertanya ke bapak tukang becak:

Alfi: “Pak pak, ga dianter sampai sini aja ni?yang ini turunannya tajam, ntar rem nya ga kuat?”

Bapak:”Ga papa sep, bisa kok”

Mendengar jawaban bapaknya saya pun diam di tempat duduk dan berdoa agar gapapa diturunan itu. tapi…..begitu becak melaju di turunan, saya ngerasa becaknya udah kehilangan keseimbangan….sepertinya remnya udah ga bekerja lagi dan meluncur dengan derasnya hingga beberapa neter dideoan saya ada pagar ruamah yang menenti. Karena kepanikan itu akhirnya saya memutuskan diri untuk melompat dari becak dan membiarkan tukang becak bersama becaknya terjatuh di tengah2 tanjakan. Suara jatuh becak membuat penghuni sekitar bangun karena pagi it penghuni memang sedang memasak sepertinya. Saya pun panik dan mencoba membantu bapak tukang becak bangun dari jatuhnya….

Beberapa saat kemudian, bapak tukang becak berkata.

“Sep, kalo tadi ga turun dan ga lompat sebenarnya ngebantu bapak buat jaga keseimbangan becak. begitu adik lompat…..saya teh ga bisa ngatur kendali lagi dan ……”

Mendengar perkataan beliau saya jadi merasa bersalah karena sudah memutuskan buat loncat dari becak…….. Tapi bapak tukang becaknya sabar banget lho….. Dia masih tetap melemparkan senyumnya ketika saya meminta maaf….

Itulah sedkit perjalanan hidup seorang Alfi yang selalu berusaha membuat orang di sekitarnya selalu tersenyum

Vivat FT